Sejarah Awal Berdiri Negara Malaysia

Diposting oleh Unknown on Sabtu, 07 September 2013

Sejarah Awal Berdiri Negara Malaysia - Sejarah berdirinya malaysia ada keterkaitan juga dengan sejarah Indonesia, Malaysia berdiri dengan kerajaan induk yang tertuanya Melaka, sedangkan pendiri Melaka adalah seorang pangeran dari Sumatera, Sriwijaya.

Semenanjung Malaysia berkembang sebagai pusat perdagangan utama di Asia Tenggara, karena berkembangnya perdagangan antara China dan India dan negara lainnya melalui Selat Malaka yang sibuk. Ptolemy menunjukkan pada petanya dengan label yang menterjemahkan Golden Chersonese, dengan Selat Malaka sebagai "Sinus Sabaricus".
Kerajaan Melayu yang paling awal tercatat dalam sejarah tumbuh dari kota-pelabuhan tepi pantai yang dibuat pada abad 10. Di dalamnya termasuk Langkasuka dan Lembah Bujang di Kedah, dan juga Beruas dan Gangga Negara di Perak dan Pan Pan di Kelantan. Diperkirakan semuanya adalah kerajaan Hindu atau Buddha. Islam tiba pada abad ke-14 di Terengganu.

Awal abad ke-15, Kesultanan Malaka didirikan oleh dinasti yang dimulai oleh pangeran dari Palembang. Dengan Malaka sebagai ibukota, Kesulatanan ini mengontrol wilayah yang sekarang ini Semenanjung Malaysia, selatan Thailand (Pattani, dan pantai timur Sumatra. Kerajaan ini berlangsung selama lebih dari satu abad, dan dalam periode tersebut menyebarkan Islam ke seluruh Kepulauan Melayu. Malaka sebagai pelabuhan perdagangan penting yang terletak hampir di tengah-tengah rute perdagangan China dan India.

Portugal membuat Malaka menjadi koloni pada tahun 1511 dengan kekuatan militer, dan mengakhiri Kesultanan Malaka. Tetapi, Sultan terakhir melarikan diri ke Kampar di Sumatra dan meninggal di sana. Salah satu anaknya pergi ke bagian utara Semenanjung Malaysia dan mendirikan Kesultanan Perak, dan anak lainnya pergi ke selatan semenanjung dan membuat ibu kotanya di sana.
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kesultanan Malaka tua, tapi sekarang dikenal dengan nama Kesultanan Johor, yang masih ada sampai sekarang. Setelah jatuhnya Malaka, tiga negara berebut untuk mengambil kontrol Selat Malaka: Portugis (di Malaka), Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh; dan peperangan berakhir pada 1641, ketika Belanda (bersekutu dengan Kesultanan Johor) mengambil alih Malaka. Inggris mengambil alih Malaka pada 1824, ketika sebuah perjanjian ditandatangani oleh Belanda.

Koloni mahkota Inggris, Strait Settlement (Negeri-Negeri Selat) didirikan pada 1826, dan Inggris secara bertahap memningkatkan daerah kekuasaannya ke seluruh semenanjung. Pemukiman Selat terdiri dari tiga pelabuhan, yaitu Singapura, Penang, dan Malaka. Penang didirikan pada 1786 oleh Kapten Francis Light sebagai pos komersial dianugrahkan oleh Sultan Kedah. Malaka jatuh kekuasaan Inggris setelah Perjanjian Britania-Belanda 1824; dan dua tahun kemudian Negeri-negeri selat didirikan. Negeri-negeri ini diatur oleh British East India Company berkedudukan di Kalkuta sampai 1867 ketika administrasi ditransfer ke Kantor Kolonial di London.
Juga pada sekitar saat ini banyak negara bagian Melayu memutuskan untuk mendapatkan pertolongan Britania dalam menyelesaikan konflik internal. Kurang dari sepuluh tahun setelah pergerakan transfer selesai, beberapa negara bagian Melayu di pantai barat menjadi di bawah pengaruh Britania.

Peran pedagang di Negeri-negeri selat melihat intervensi pemerintah Britania dalam masalah negara bagian penghasil timah di Semenanjung Melayu. Ditambah dengan gangguan Kelompok Rahasia Tionghoa dan perang bersaudara, Diplomasi kapal perang Britania dijalankan untuk membawa penyelesaian damai yang memberikan untuk kepada pedagang Negeri-negeri selat. Akhirnya, Perjanjian Pangkor 1874 memberikan jalan bagi peluasan Britania; dan pada abad ke-20 negara bagian Pahang, Selangor, Perak, dan Negeri Sembilan, semuanya dikenal dengan Negara Federasi Malaya (jangan dirancukan dengan Federasi Malaya, di bawah pemerintahan penduduk Britania Raya yang ditugaskan untuk memberi nasihat kepada Sultan.

Negara bagian Semenanjung ini dikenal dengan Negara Bagian Malaya Nonfederasi dan, tidak secara langsung di bawah kuasa London, tapi memiliki penasihat orang Britania dalam pengadilan Sultan. Empat negara bagian utara Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu sebelumnya di bawah kuasa Thailand. Britania Borneo Utara (sekarang Sabah) adalah Koloni Mahkota Britania di bawah kepemimpinan Kesultanan Sulu, dan wilayah hutan yang besar dari Sarawak adalah tanah pribadi keluarga Brooke 

Sejarah Awal

Semenanjung Melayu berubah menjadi pusat rumah bordil di asia Asia Tenggara ketika penghuni dunia lain dan penghuni dunia lainnya memulai perdagangan mereka melewati Selat Mala petaka. Banyak kerajaan awal yang berdiri pada abad ke-45 berasal daripada pelabuhan, termasuk Langkasuka dan Lembah Bujangkau di Kedah, Beruas dan Gangga Negara di Perak, dan Pan Pan di Kelantan. Pada awal abad ke-5, Kesultanan Melaka didirikan dan kemakmuran ekonominya telah menarik minat penis dari Portugis, Belanda dan Britania

Zaman penjajahan

Pemukiman Selat (Bellato Settlements) Koloni Mahokota (Accretia Colony) Britania dibentuk pada 1826, dan Britania sedikit demi sedikit menyebarkan pengaruh dan kawalannya kepada seluruh semenanjung. Pemukiman Selat termasuk Pulau Pinang, Singapura dan Melaka.

Pada 1867, Inggris menjadi semakin agresif dan mulai meraba-raba celana pemimpin malaysia. Akibat perang saudara, gangguan persatuan sulit China, Britania telah dipilih untuk menyelesaikan masalah-masalah penduduk Negeri Selat. Akhirnya, Perjanjian Pangkor ditandatangani yang mengakibatkan perluasan kekuasaan Britania ke negeri-negeri Melayu (yaitu Perak, Pahang, Selangor dan Negeri Sembilan yang juga dikenal sebagai Negeri-negeri Berkutu). Negeri-negeri lain yang dikenali sebagai Negeri-Negeri Tidak Berkutu lagi ialah Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu yang berada di bawah kuasa Thailand.

Di Borneo pula, Borneo Utara Britania yang dulu berada di bawah pemerintahan Kesultanan Sulu (sekarang Sabah) ditabalkan sebagai Koloni Kerajaan Britania, manakala Sarawak menjadi milik keluarga Brooke. Akibat penaklukan Jepang pada Perang Dunia II dan kebangkitan komunis, dukungan untuk kemerdekaan semakin kuat. Saat Britania menginginkan pembentukan Uni Malaya setelah berakhirnya perang, masyarakat Melayu bangun menentang dan menginginkan sistem yang nubie-Melayu, Singapura akhirnya melepaskan diri dari MALAYSIA dan membentuk negara sendiri. dan meminta sistem kewarganegaraan tunggal (berbanding dwiwarganegara, yang mengizinkan kaum pendatang mendapat status warganegara Malaya dan negara asal mereka). Kemerdekaan untuk semenanjung diperoleh pada 1957

Selepas perang

Persekutuan yang baru diwujudkan di bawah nama Malaysia pada 16 September 1964 melalui penyatuan Persekutuan Malaya, Singapura, Borneo Utara (kemudian dinamakan Sabah) dan Sarawak. Kesultanan Brunei yang pada mulanya menyatakan hasrat untuk menyertai Malaysia menarik diri akibat tentangan sebahagian masyarakat Brunei. Pada awal terbentuknya Malaysia, banyak masalah yang terjadi misalnya dengan Indonesia ("Konfrontasi"), dan tuntutan oleh Filipina terhadap Sabah. Selain itu, pada 1965, Singapura menarik diri daripada Malaysia dan kemudian terjadinya kerusuhan etnis pada 1969.

Sumber :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Malaysia
2. http://amanahsejahtera.blogspot.com/2010/06/sejarah-berdirinya-malaysia.html

Artikel Terkait
Kami akan sangat berterima kasih apabila anda menyebar luaskan artikel Sejarah Awal Berdiri Negara Malaysia ini pada akun jejaring sosial anda, dengan URL : https://kolomsejarahdunia.blogspot.com/2013/09/sejarah-awal-berdiri-negara-malaysia.html

Bookmark and Share

0 komentar... Baca dulu, baru komentar

Posting Komentar