Sejarah Awal Adanya Batu Hajar Aswad - Hajar Aswad merupakan batu yang berwarna hitam kemerah-merahan, dahulu bentuk hajar aswad adalah satu bongkahan. Namun setelah terjadinya penjarahan yang
terjadi pada tahun 317H, pada masa pemerintahan al Qahir Billah Muhammad
bin al Mu’tadhid dengan cara mencongkel dari tempatnya, hajar aswad
kini telah menjadi delapan bagian bongkahan kecil. Batu yang berwarna hitam ini
berada di sisi selatan Ka’bah, ia tertanam pada dinding Ka’bah dan sekitarnya diberi perak.
Hajar Aswad merupakan jenis batu ‘RUBY’ yang diturunkan Allah dari surga
melalui malaikat Jibril. Hajar Aswad terdiri dari delapan keping yang
terkumpul dan diikat dengan lingkaran perak. Batu hitam itu sudah licin
karena terus menerus di kecup, dicium dan diusap-usap oleh jutaan bahkan
milyaran manusia sejak Nabi Adam, yaitu jamaah yang datang ke
Baitullah, baik untuk haji maupun untuk tujuan Umrah.
Ceritanya Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membina Ka'bah banyak kekurangan
yang dialaminya. Pada mulanya Ka'bah itu tidak ada bumbung dan pintu
masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail bertungkus kumus untuk
menjayakan pembinaannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.
Dalam sebuah kisah disebutkan apabila pembinaan Ka'bah itu selesai,
ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk
diletakkan di Ka'bah.
Nabi Ibrahim berkata Nabi Ismail berkata, "Pergilah engkau mencari
sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia."
Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk
mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari
batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan
sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu
kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu
yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi
Ibrahim a.s bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?"
Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)."
Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s.
Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke
Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Ka'bah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan saja.
Ada riwayat menyatakan bahwa dulunya hajar aswad
itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang
menziarahi Ka'bah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu
a'alam.
Apabila manusia mencium batu itu maka timbullah perasaan semacam
seolah-olah mencium ciuman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai
saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu merupakan tempat diperkenan
doa. Bagi yang ada kelapangan, dan sesduailah berdoalah di sana, Insya
Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah. Jagalah hati kita sewaktu
mencium Hajar Aswad supaya tidak menyengutukan Allah, sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah Suci Mekah.
Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab apabila beliau mencium
batu itu (Hajar Aswad) : "Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu
biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu, sudah
tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)."
Sumber :
1.http://www.websejarah.com/2013/07/sejarah-awal-adanya-batu-hajar-aswad.html
2. http://kaahil.wordpress.com/2011/09/27/lengkap-sejarah-asal-usul-hajar-aswad-serta-kisah-pembangunan-kabah-apakah-hikmah-mencium-hajar-aswad-itu-adalah-tabarruk-mencari-berkah-%E2%80%9Csesungguhnya-aku-tahu-bahwa-engkau-h/
2. http://kaahil.wordpress.com/2011/09/27/lengkap-sejarah-asal-usul-hajar-aswad-serta-kisah-pembangunan-kabah-apakah-hikmah-mencium-hajar-aswad-itu-adalah-tabarruk-mencari-berkah-%E2%80%9Csesungguhnya-aku-tahu-bahwa-engkau-h/
Artikel Terkait
0 komentar... Baca dulu, baru komentar
Posting Komentar