Sejarah Awal Berdiri Olahraga Catur di Dunia - Catur merupakan sebuah permainan yang memerlukan pikiran yang dimainkan oleh dua orang. Pecatur adalah orang yang memainkan catur, baik dalam pertandingan satu lawan satu maupun satu melawan banyak orang. Sebelum bertanding, pecatur memilih biji catur yang akan ia mainkan.
Terdapat dua warna yang membedakan bidak atau biji catur, yaitu hitam dan putih. Pemegang buah putih memulai langkah pertama, yang selanjutnya diikuti oleh pemegang buah hitam secara bergantian sampai permainan selesai dan pemenang adalah orang yang bisa membuat raja lawan SKAK-MATCH.
Sejarah Catur
Catur adalah sebuah olahraga yang selalu memerlukan strategi layaknya
perang sungguhan. Kata “catur” itu sendiri berasal dari kata
“chaturanga,” yang dalam bahasa Sanskrit berarti “empat divisi
ketentaraan.”
Catur kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan pelbagai varian
permainan sampai kemudian kita kenal seperti sekarang.
Permainan ini awalnya menyebar sampai ke Timur Jauh dan India dan
menjadi salah satu pelajaran di keluarga kerajaan dan ningrat Persia.
Pemuka agama Budha, pedagang yang lalu-lalang di Jalan Sutra mulai
memperkenalkan papan catur untuk permainan ini.
Chaturanga masuk ke Eropa melalui Kejaraan Byzantine Persia, dan
menyebar ke Kekaisaran Arab.
Pemeluk agama Islam kemudian membawa catur
ke Afrika Utara, Sisilia, dan Spanyol pada abad ke-10.
Permainan ini kemudian menjadi populer di Eropa. Dan, pada akhir abad
15, permainan ini lolos dari daftar permainan yang dilarang Gereja. Pada
abad modern mulai lahir buku-buku referensi catur, kemudian penggunaan
jam catur, serta sejumlah aturan permainan dan pemain-pemain hebat.
Sejarah Lain Mengenai Catur
Bermain catur dipercaya menjadi salah satu cara meningkatkan kemampuan otak.
Terlepas dari ukuran dan tampilannya, catur dapat dimainkan dengan berbagai aturan yang bervariasi. Bagaimana asal muasal, bentuk, dan siapa yang pertama kali menemukan catur masih menjadi misteri. Catur diduga berasal dari India atau Persia sekitar 600 Masehi. Pada abad ke-14, Ibnu Khaldun mengasosiasikan catur dengan orang bijak dari India bernama Sassa bin Dahir.
Permainan kuno serupa catur di India disebut chaturanga yang artinya "Memiliki empat anggota tubuh". Kemungkinan, hal itu merujuk pada empat cabang tentara India yang terdiri atas gajah, penunggang kuda, kereta tempur, dan infanteri. Tidak seperti catur di masa sekarang yang terdiri atas papan dengan 12x12 kotak, chaturanga terdiri atas delapan kali delapan kotak. Chaturanga menjadi cikal bakal catur seperti yang kita kenal sekarang.
Sebuah manuskrip Persia abad ke-14 menjelaskan, seorang utusan India membawa permainan "catur" ke pengadilan Persia. Catur itu kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang Arab. Namun, sebelum mencapai daratan Eropa, masyarakat Persia telah memodifikasi permainan itu menjadi chatrang. Saat bersentuhan dengan Arab, namanya menjadi shatranj.
Pada saat itu, bidak yang dimainkan adalah Syah sebagai raja dan Firzan sebagai jenderal yang kemudian berubah menjadi ratu di permainan modern. Fil adalah gajah yang kemudian bertransformasi menjadi menteri, Faras atau kuda, Rukh atau kereta tempur yang berubah menjadi istana atau benteng, dan Baidaq atau pion.
Perubahan terbesar aturan bermain catur, yakni dulu orang-orang menggunakan dadu. Mereka melempar dadu sebelum bermain. Dalam filsafat Hindu di India, melempar dadu sama dengan melempar kesempatan yang berarti sebuah cara berkomunikasi dengan kosmos dan para dewa.
Referensi tertulis sebelum masa Islam mengenai permainan ini terdapat di Persia sekitar 600 Masehi. Tulisan ini menyebutkan catur dan periode terakhir penguasa Sasanid di Iran (224-651 Masehi). Buku Karnamak-i Ardeshir-i Papakan(Perbuatan Ar des hir di Papakan) menyebut permainan chatrang sebagai salah satu pencapaian budaya tersendiri bagi Ardeshir sebagai pangeran muda.
Terlepas dari ukuran dan tampilannya, catur dapat dimainkan dengan berbagai aturan yang bervariasi. Bagaimana asal muasal, bentuk, dan siapa yang pertama kali menemukan catur masih menjadi misteri. Catur diduga berasal dari India atau Persia sekitar 600 Masehi. Pada abad ke-14, Ibnu Khaldun mengasosiasikan catur dengan orang bijak dari India bernama Sassa bin Dahir.
Permainan kuno serupa catur di India disebut chaturanga yang artinya "Memiliki empat anggota tubuh". Kemungkinan, hal itu merujuk pada empat cabang tentara India yang terdiri atas gajah, penunggang kuda, kereta tempur, dan infanteri. Tidak seperti catur di masa sekarang yang terdiri atas papan dengan 12x12 kotak, chaturanga terdiri atas delapan kali delapan kotak. Chaturanga menjadi cikal bakal catur seperti yang kita kenal sekarang.
Sebuah manuskrip Persia abad ke-14 menjelaskan, seorang utusan India membawa permainan "catur" ke pengadilan Persia. Catur itu kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang Arab. Namun, sebelum mencapai daratan Eropa, masyarakat Persia telah memodifikasi permainan itu menjadi chatrang. Saat bersentuhan dengan Arab, namanya menjadi shatranj.
Pada saat itu, bidak yang dimainkan adalah Syah sebagai raja dan Firzan sebagai jenderal yang kemudian berubah menjadi ratu di permainan modern. Fil adalah gajah yang kemudian bertransformasi menjadi menteri, Faras atau kuda, Rukh atau kereta tempur yang berubah menjadi istana atau benteng, dan Baidaq atau pion.
Perubahan terbesar aturan bermain catur, yakni dulu orang-orang menggunakan dadu. Mereka melempar dadu sebelum bermain. Dalam filsafat Hindu di India, melempar dadu sama dengan melempar kesempatan yang berarti sebuah cara berkomunikasi dengan kosmos dan para dewa.
Referensi tertulis sebelum masa Islam mengenai permainan ini terdapat di Persia sekitar 600 Masehi. Tulisan ini menyebutkan catur dan periode terakhir penguasa Sasanid di Iran (224-651 Masehi). Buku Karnamak-i Ardeshir-i Papakan(Perbuatan Ar des hir di Papakan) menyebut permainan chatrang sebagai salah satu pencapaian budaya tersendiri bagi Ardeshir sebagai pangeran muda.
Permainan catur sangat populer di masyarakat. Begitu juga di kalangan bangsawan, terutama khalifah Abbasiyah sangat menyenanginya. Mereka yang sangat mahir bermain catur di masa itu adalah al-Suli, al-Razi, al-Aadani, dan Ibnu al-Nadim. Banyak orang yang berpikir permainan ini adalah permainan baru, padahal sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Al-Suli menulis banyak catatan mengenai aturan dan strategi bermain. Catatannya pun tersebar di seluruh negeri Muslim.
Sebuah buku berjudul Book of the Examples of Warfare in the game of Chess yang ditulis pada 1370 untuk pertama kali memperkenalkan permainan catur yang disebut "Kepala Biara Buta dan Biarawatinya". Seorang musisi dan pelopor Ziryab membawa catur ke Andalusia pada abad ke-9. Kata skakmat berasal dari Persia shahmat yang berarti "raja telah kalah".
Dari Andalusia, permainan menyebar di tengah-tengah kaum Kristen Spanyol dan Mozarab hingga mencapai bagian utara dan selatan Spanyol. Catatan Eropa pertama yang menyebut soal catur ditemukan pada 1058. Ketika itu, Countess Ermessind dari Barcelona menghadiahkan bidak catur kristal agar diletakkan di Gereja St Giles di Nimes.
Beberapa tahun kemudian, Kardinal Damianni dari Ostia menulis kepada Paus Gregory VII untuk melarang permainan yang disebutnya kafir itu agar tidak menyebar di kalangan pendeta. Ia melarangnya karena catur dibawa oleh Muslim.
Sebuah buku berjudul Book of the Examples of Warfare in the game of Chess yang ditulis pada 1370 untuk pertama kali memperkenalkan permainan catur yang disebut "Kepala Biara Buta dan Biarawatinya". Seorang musisi dan pelopor Ziryab membawa catur ke Andalusia pada abad ke-9. Kata skakmat berasal dari Persia shahmat yang berarti "raja telah kalah".
Dari Andalusia, permainan menyebar di tengah-tengah kaum Kristen Spanyol dan Mozarab hingga mencapai bagian utara dan selatan Spanyol. Catatan Eropa pertama yang menyebut soal catur ditemukan pada 1058. Ketika itu, Countess Ermessind dari Barcelona menghadiahkan bidak catur kristal agar diletakkan di Gereja St Giles di Nimes.
Beberapa tahun kemudian, Kardinal Damianni dari Ostia menulis kepada Paus Gregory VII untuk melarang permainan yang disebutnya kafir itu agar tidak menyebar di kalangan pendeta. Ia melarangnya karena catur dibawa oleh Muslim.
Sumber :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Catur
2. http://06081993.blogspot.com/2012/07/sejarah-awal-berdiri-olahraga-catur-di.html
3. http://www.sejarah.indah.web.id/2012/02/sejarah-awal-berdiri-olahraga-catur-di.html
4. http://www.jurnalhajiumroh.com/post/sana-sini/kisah-olahraga-otak-dan-hikayat-catur-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar